9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome
BERITA UNIK

9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome

PINOPKRLOUNGE – Banyak orang yang kurang familiar atau bertanya-tanya apa itu impostor syndrome. Ini merupakan sebuah kondisi di mana penderitanya merasa tidak berhak untuk sukses. Mereka selalu merasa bahwa apa yang mereka raih saat ini hanyalah sebuah kebetulan yang didasari oleh keberuntungan. Bukan hasil dari kerja kerasnya. Gejala impostor syndrome yang umum antara lain ragu-ragu, merasa tidak pantas dengan yang diraih, atau cemas tidak bisa memenuhi harapan orang lain. 9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome

9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome Apakah Anda merasakan impostor syndrome juga? Jangan bersedih. Anda bisa mengatasi sindrom tersebut agar tidak banyak menyerang pikiran dan jiwa Anda. Berikut 9 cara mengatasi impostor syndrome yang bisa Anda coba. 9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome

1. Akui Perasaan Anda

Ketika Ada merasakan sesuatu yang menjadi tanda-tanda impostor syndrome, jangan disembunyikan atau disimpan. Sebagai tahap awal, Anda harus mengakui merasakan hal tersebut. Kemudian tulis yang dirasakan tersebut dan tulis juga kenapa Anda bisa merasakan hal tersebut. Berusahalah untuk menuliskannya dengan spesifik dan detail dari situasi yang dirasakan.

Saat Anda menuliskannya, maka Anda akan melihat bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan dari situasi tersebut. Ingat, perasaan bukanlah sebuah realita. Jadi, jangan karena Anda merasa tidak pantas, bukan berarti faktanya pun seperti itu. Mulai sekarang belajarlah untuk selalu berpikir, “Saya bisa melakukan penugasan ini karena….”.

2. Curhat Pada Orang yang Anda Percayai

Cara mengatasi impostor syndrome yang bisa segera Anda lakukan adalah dengan berbagi cerita dengan orang-orang yang Anda percayai. Seperti sahabat atau kerabat yang memang sudah menjadi bagian dari hidup Anda dalam sebagian besar usia Anda. Tingkat kepercayaan Anda kepada mereka akan memengaruhi kualitas cerita yang akan Anda bagi kepada mereka.

Jangan kaget, ketika Anda berbicara kepada orang-orang yang Anda percayai, mereka pun pernah merasakan hal yang sama dengan yang Anda rasakan. Dengan menceritakan gejala impostor syndrome tersebut, Anda bisa mendapatkan pencerahan. Dengarkan pengalaman mereka mengatasi hal tersebut. Lalu biarkan mereka membantu Anda melepaskan kecemasan-kecemasan yang sebenarnya tidak rasional.

3. Pahami Kekuatan dan Kelemahan Anda

Setiap orang pasti dianugerahi kekuatan dan kelemahan sekaligus. Tidak ada orang yang selalu kuat, dan tidak orang yang terus menerus lemah. Kedua hal ini sebenarnya saling menunjang satu sama lain. Dengan menyadari kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri Anda, maka Anda sedang membangun kepercayaan diri dengan kuat. Terapkan analisis SWOT personal atau lakukan semacam assessment untuk menggali apa yang menjadi kekuatan Anda. Sekaligus bagaimana cara meminimalkan kekurangan Anda.

Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan pada diri Anda, maka Anda tidak akan lagi menghabiskan waktu dan hidup Anda untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan. Anda akan menyadari bahwa Anda punya kekuatan untuk melaksanakan tugas yang diberikan dan mampu menjalankannya dengan baik.

4. Atasi Perfeksionisme

Poin keempat ini harus benar-benar Anda pahami. Bahwa sebagian besar orang yang mengalami impostor syndrome adalah sosok yang perfeksionis.Si pencinta kesempurnaan ini kerap memasang target tinggi dan langsung merasa bersalah ketika menemui kegagalan. Jika Anda perfeksionis juga, mulai saat ini ubahlah untuk tidak menjadi sosok yang selalu perfeksionis. Belajarlah bagaimana caranya memasang sebuah target yang realistis.

Memasang target tinggi memang bukan sebuah kesalahan. Menjadi kesalahan ketika Anda tidak menyadari bahwa Anda tidak punya kemampuan untuk mewujudkannya. Pasang target yang memang bisa Anda capai. Kemudian belajar untuk menerima kegagalan sebagai bagian dari upaya Anda mencapai kesuksesan. Daripada hanya melihat kesalahan yang dilakukan, lebih baik jadikan sebuah pengalaman berharga agar Anda bisa menjadi sosok yang lebih baik di kemudian hari.

5. Miliki Kesuksesan Anda

9 Cara Elegan dan Efektif Mengatasi Impostor Syndrome

Orang-orang yang mengalami impostor syndrome sering kali sulit menerima pujian. Ketika kerja mereka mencapai target, selalu dihubungkan dengan hal-hal eksternal seperti pertolongan orang lain atau keberuntungan. Tapi ketika gagal, mereka akan langsung menyalahkan diri sendiri. Untuk mengatasi impostor syndrome seperti kondisi tersebut, Anda cukup mengakui bahwa kesuksesan tersebut adalah buah dari kemampuan yang Anda miliki. Bukan karena faktor-faktor eksternal.

Jangan lupa untuk mencatat hal-hal positif yang Anda dapatkan dari tugas tersebut. Belajarlah untuk menerima pujian dan menjadikannya masukan yang berguna bagi diri Anda. Tuliskan bahwa Anda memang layak atau cukup pantas terhadap pekerjaan tersebut.

6. Bersikap Baik Kepada Diri Sendiri

Saat Anda mengalami impostor syndrome, maka seolah-olah ada suara dalam pikiran Anda yang mengatakan “Anda tidak sepintar mereka” atau suara-suara bernada negatif lainnya. Jika ini dibiarkan, maka akan menjadi sebuah kebiasaan buruk yang jelas berdampak kurang baik bagi kehidupan maupun pekerjaan Anda.

Daripada Anda bergelut dengan pikiran dan suara negatif di kepala, lebih baik mengubahnya menjadi pikiran-pikiran positif. Ini tak hanya membuat Anda terhindar dari stress, tapi juga membantu Anda membangun keberanian melakukan hal-hal yang akan memberikan Anda penghargaan terbaik.

Begitu Anda mulai berpikir negatif seperti “Ah itu hanya sebuah keberuntungan saja” maka langsung ubah dengan pikiran seperti “Apa yang telah saya lakukan dan langkah yang dijalani untuk mencapai titik ini?”. Kemudian Anda melanjutkannya dengan menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah pernyataan positif. POKER ONLINE

7. Katakan “Ya” untuk Peluang Baru

Memang tidak akan bisa mengatakan “ya” kepada semua hal, terlebih ketika Anda tengah merasa stres. Tapi, justru hal ini menjadi sebuah “pembenaran” bagi mereka yang tengah dihinggapi impostor syndrome. Terutama saat datang tawaran atau kesempatan meningkatakan karier yang kemudian dirasa sebagai sebuah hal yang tidak akan bisa Anda jalani.

Saat Anda mendapat kesempatan yang menantang, pasti akan ada dua “suara” yang berbeda. Satu mengatakan bahwa Anda kurang cakap dengan kesempatan yang datang. Satu lagi menyebut jika Anda memang pantas mendapatkan kesempatan tersebut. Hal yang pertama sudah pasti adalah yang disebut dengan impostor syndrome. Untuk mengatasi impostor syndrome seperti itu, latihlah diri Anda untuk selalu berkata “ya” terhadap kesempatan yang datang.

Bahkan meskipun Anda kurang yakin bisa melakukannya. Untuk itu, belajarlah cara mengerjakannya setelah Anda berkata “ya” terhadap tawaran tersebut.

8. Fokus pada Nilai yang Bisa Anda Berikan

Saat menjalankan apa yang menjadi tugas atau keseharian Anda, pasti akan menemukan pihak yang memandang rendah hasil pekerjaan Anda. Mereka akan mengkritik sebagus apa pun hasil yang Anda lakukan. Ketika menemui kondisi seperti itu, jangan sampai Anda hilang fokus.

Daripada mengurusi pandangan negatif orang lain terhadap Anda, lebih baik Anda fokus kepada apa yang bisa Anda berikan untuk orang lain. Apa yang bisa Anda lakukan untuk memberi manfaat bagi orang lain. Karena jika Anda terlalu fokus dengan pandangan miring atau kritikan orang lain, maka Anda akan membiarkan diri masuk dalam jebakan impostor syndrome.

Pikirkan mereka yang akan mendapat manfaat dari apa yang Anda kerjakan. Itu lebih baik dibanding bergelut dengan pikiran negatif karena komentar atau pandangan buruk orang lain terhadap Anda.

9. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Setiap orang tercipta berbeda. Bahkan mereka yang kembar identik sekalipun pasti akan memiliki perbedaan. Karena itu, jangan pernah membandingkan diri Anda dengan orang lain. Terutama mereka yang memang lebih sukses dari diri Anda. Semakin Anda membandingkan diri dengan orang lain, maka Anda akan semakin tenggelam dalam perasaan yang akan membawa kepada impostor syndrome.

Target Anda bukanlah membandingkan dengan kesuksesan orang lain. Namun, membandingkan setiap pekerjaan yang telah Anda lakukan sendiri. Sehingga Anda akan mengetahui lebih dalam tentang diri Anda sendiri yang akan berguna dalam mengembangkan kapasitas sesuai talenta yang dimiliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *