Kenapa Mayoritas Orang Indonesia Suka Sambal
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Kenapa Mayoritas Orang Indonesia Suka Sambal

Pino Poker Lounge –  Kenapa Mayoritas Orang Indonesia Suka Sambal Kuliner khas Tanah Air tak hanya beraneka ragam, tetapi juga kaya akan rasa. Sajian-sajian menggugah selera tersebut tercipta lewat perpaduan bahan serta bumbu yang kian menambah cita rasa.

Bicara soal santapan Nusantara, kurang lengkap rasanya jika tak menyertakan sentuhan pedas di dalamnya. Seperti kehadiran sambal yang kerap disandingkan dengan berbagai hidangan hingga memberi sensasi berbeda.

Sulit dipungkiri, selain sajian yang pedas, mayoritas orang Indonesia begitu jatuh cinta dengan sambal. Berbagai daerah di Tanah Air pun memiliki sambal khas bersama penyajian yang tak kalah menarik

Lantas, apa yang membuat kebanyakan orang Indonesia begitu menyukai sambal? William Wongso, sang pakar kuliner memberikan pandangannya mengenai hal tersebut.

Alasan Kenapa Mayoritas Orang Indonesia Suka Sambal

Sambal di Berbagai Daerah

Kuliner Manado
Sambal roa, sajian khas Manado, Sulawesi Utara. (dok. Instagram @andreaalexakaeng/https://www.instagram.com/p/Br1jWPKH9Dm/Asnida Riani)

Menurut William Wongso, selain sebagai kondimen, sambal juga jadi penggugah selera. Meski begitu, kecintaan masyarakat soal makanan pedas pun tidak kalah beragam. Poker Online

“Bervariasi, banyak yang saya temui tidak suka pedas, ada juga yang suka tidak terlalu pedas, ada juga yang suka pedas ekstrem,” ungkap pria kelahiran Malang ini.

Nusantara pun hadir dengan beragam pilihan sambal yang dibuat dengan bahan dan cara yang berbeda. Rasa dan sensasi yang diberikan pun tak kalah beraneka ragam.

“Seperti sambal Padang yang tidak pedas. Masakan Minang tidak pedas kecuali kapau. Sambal Lombok dari tomat termasuk pedas. Salah satu yang pedas itu sambal tempong asli Banyuwangi,” lanjutnya.

Pembuatan sambal tempong sendiri jelas William memiliki kaidahnya. Ada perpaduan tomat, terasi, dan tomat asli Banyuwangi yang akrab disebut tomat ranti.

“Tomat ini cocok untuk sambal karena tidak berair sehingga hasil sambal lebih pekat. Itu ciri khas dari tomat ranti,” kata William.

Sementara di Manado, tak hanya sambal bakasang, ada pula sambal roa. “Di sana makanan yang sudah pedas itu rica-rica,” sambung pemilik Vineth Bakery ini.

“Sambal ada yang jenisnya sambal dimasak dan ulek. Sambal dimasak itu seperti yang di botol,” kata William.

Sementara, di Jawa Tengah ketika ibu-ibu membuat sambal ada istilah “boksiya”. “‘Bok’ itu dari kata lombok, ‘si’ itu terasi dan ‘ya’ uyah yang berarti garam. Mereka percaya ketika mau mengulek sambal ada prosedur, lombok diulek, diberi terasi, baru garam,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *