Rahasia di Balik Buah yang Matang Secara Buatan
BERITA KESEHATAN

Rahasia di Balik Buah yang Matang Secara Buatan

Pino PokerLounge – Rahasia di Balik Buah yang Matang Secara Buatan Demi menjaga buah tetap segar dan siap dikonsumsi masyarakat, pelaku industri pangan harus punya trik tersendiri.

Salah satunya mengontrol pematangan buah, seperti waktu yang tepat buah masak. Ketika buah-buah itu dipasarkan, baik di pasar tradisional maupun supermarket, buah terjaga kematangannya.

Selepas panen, buah-buah segar harus melalui perjalanan panjang untuk sampai di lokasi penjualan. Tantangan selama perjalanan terjadi, bagaimana menjaga kematangan buah.

Rahasia yang perlu dipahami adalah mengontrol etilen (ethylene) yang diproduksi buah. Etilen adalah hormon alami yang diproduksi metabolisme tanaman.

Hormon ini ditemukan dalam tanaman, yang terkadang disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Peran etilen juga sangat penting sebagai hormon alami tumbuhan, yang berguna untuk mematangkan buah. Buah-buahan matang pun berkat etilen dari buah.    Poker Online

“Etilen itu gas alami untuk proses pematangan buah. Bentuknya gas yang diproduksi dari buah itu sendiri. Buah pun bisa matang,”

Pada pisang dan buah lainnya, produksi etilen melonjak saat buah siap matang. Lonjakan ini memicu transformasi buah yang keras, hijau, kusam berubah menjadi buah yang lembut, mencolok, dan lezat untuk dimakan.

Namun, seiring waktu, etilen bisa diproduksi secara buatan. Dari jurnal berjudul Artificial Ripening on Banana (MusaSpp.) Samples: Analyzing Ripening Agents and Change in Nutritional Parameters, yang ditulis Nazibul Islam dan Mollik Yousuf Imtiaz, dalam beberapa tahun terakhir, etilen buatan (artificial ethylene) marak digunakan industri pangan untuk tujuan komersial.  

Jurnal yang dipublikasikan di Cogent Food & Agriculture tahun 2018 di atas juga menyebut, etilen buatan lazim digunakan industri pangan agar buah segar dan mengontrol pematangan buah. Apalagi buah yang bersangkutan sedang tidak musim. Artinya, etilen buatan dapat membuat buah yang sedang tidak musim bisa matang dan tersedia di pasaran.

“Jadi, ada dua jenis etilen. Etilen alami dan etilen yang ditambahkan dari luar (etilen buatan) untuk mematangkan buah,” lanjut Hariyadi

Rahasia di Balik Buah yang Matang Secara Buatan

Kendalikan proses pematangan buah

kiwi
Etilen buatan untuk kendalikan pematangan buah. copyright: unsplash/lesly juarez

Walaupun etilen buatan termasuk hal wajar diterapkan, bukan berarti menimbulkan dampak buruk pada buah. Etilen buatan akan mempercepat pematangan buah. Buah-buahan yang diberikan etilen buatan akan matang secara bersamaan dengan buah yang matang alami.

Pemberian etilen buatan dilakukan di ruang pematangan buah.  Di ruang pematangan buah, buah-buahan diberi etilen buatan. Ruangan pun dikondisikan dengan suhu hangat untuk mendukung proses pematangan buah. Jurnal berjudul Artificial ripening of fruits—misleading ripe and health risk, yang ditulis Abhishek dan Venkatesh memaparkan, komoditas buah dan kadar konsentrasi etilen alami yang diberikan.

Contohnya, alpukat diberi etilen buatan dengan kadar 10-100 ppm. Dari  jurnal yang dipublikasikan Everyman’s Science tahun 2016 tersebut, jangka waktu alpukat matang terpapar etilen buatan selama 12-48 jam. Suhu ruangan harus berada antara 15-18 derajat Celcius dengan suhu di tempat penyimpanan antara 4,4-13 derajat Celcius.

“Biasanya buah-buahan dibiarkan matang alami (dengan etilen alami), etilen buatan ini membantu buah matang. Dalam hal ini, buah dikondisikan matang. Untuk matang, buah yang diberi etilen buatan, kondisi ruang pematangan buah harus disesuaikan dengan suhu tertentu, khususnya suhu ruangan itu hangat,” lanjut Hariyadi, yang menekuni bidang Food Process and Engineering Laboratory di Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.

Pisang dan mangga, lanjut Hariyadi, juga buah yang biasa diberi etilen buatan. Pada pisang dan mangga, kadar etilen buatan sebesar 10 ppm. Lama waktu pisang matang dengan etilen buatan yakni 24 jam dan mangga matang antara 12-24 jam.

Suhu ruangan pematangan pisang antara 15-21 derajat Celcius, mangga pada suhu 20-22 derajat Celcius. Untuk suhu di tempat penyimpanan pisang dan mangga antara 13-14 derajat Celcius.

Di sisi lain, ada beberapa kerugian penggunaan etilen buatan. Hal ini berkaitan dengan kondisi buah saat panen. Proses buah untuk matang berbeda-beda. Tidak bisa matang sama rata dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, buah yang dipetik saat panen biasa dipisahkan, mana yang matang dan belum matang.

“Untuk matang secara bersamaan atau dalam waktu dekat untuk dipasarkan, penambahan etilen (buatan) digunakan. Buah yang belum matang bisa jadi matang,” tambah Hariyadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *