BERITA UNIK

4 Fakta Penting yang Perlu Kita Pahami tentang Menikah Muda

4 Fakta Penting yang Perlu Kita Pahami tentang Menikah Muda

PINOPOKER Lounge – Bagi kita yang hidup di perkotaan dengan segudang kesibukan, sudah di anggap wajar bila kita memutuskan untuk menunda pernikahan. Ada yang ingin fokus pada karier dulu, melanjutkan sekolah atau mengembangkan bisnis.

Ketika kenyataan di mana usia 27-30 tahun sudah lumrah bagi wanita perkotaan untuk menikah, ternyata masih ada fakta bahwa perkotaan belum terlepas dari fenomena pernikahan muda, bahkan pernikahan anak (di bawah 18 tahun), yang biasanya terjadi di pedesaan.

Bicara tentang menikah muda, sudah sering kita dengar dari orang sekitar kita bahwa menikah di usia muda itu banyak manfaatnya, salah satunya seperti bisa melihat cucu karena usia kita nggak terlalu tua nantinya.

Ada juga yang nggak bisa mengelak untuk menikah muda karena dorongan orangtua yang ‘kebelet’ menimang cucu dan takut merasa durhaka ketika menolak permintaan tersebut. Melalui media diskusi bertema Aktif. POKER

Kreatif dan Produktif Adalah Cerminan Generasi Muda Indonesia, inilah beberapa poin penting yang perlu kamu sampaikan kepada teman-teman di luar sana yang ingin menikah muda.

1. Menikah Terlihat Gampang

Masih ingat kan bagaimana indahnya pernikahan Raisa dan Hamish bulan lalu? Lalu bagaimana dengan bulan madu mereka, apakah cukup bikin kamu iri? Yes, media sosial bisa membuat kita mudah terpana sekaligus berharap semua keindahan itu bisa terjadi dalam hidup kita.

Jujur saja, karena sudah sering melihat indahnya menikah, nggak sedikit wanita yang merasa sudah lelah dengan kesehariannya dan spontan bilang, “Nikah aja deh, enak, capek kerja terus.” Apakah selama ini ketika kita mendengar kata menikah, kita cenderung membayangkan pestanya atau kesempatan untuk selalu berdua dengan pasangan ketimbang semua tanggung jawab dan tantangan yang bakal di hadapi? Menikah itu indah, tapi nggak seindah yang selama ini dibayangkan.

2. Emosi Yang Belum Stabil Saat Menikah Muda

Kata orang, usia nggak bisa mengukur kedewasaan seseorang. Sebenarnya kedewasaan seseorang juga di tentukan oleh pengalaman. Misalkan ada pasangan yang menikah di usia 18 tahun, di mana mereka menikah dan langsung memiliki keturunan. Apakah mereka sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah dan mengasuh anak? Apakah mereka bisa mengontrol emosi mereka?

Bahkan, nggak sedikit dari mereka yang meminta bantuan orangtua untuk menyelesaikan masalah yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka. Selain memicu perceraian, KDRT hingga bunuh diri, menikah muda faktanya juga merugikan negara, di mana wanita yang seharusnya masih bisa produktif di masa mudanya justru berada di rumah menjadi ibu rumah tangga.

3. Risikonya Terhadap Kesehatan Wanita

Isu kanker serviks sempat viral beberapa bulan lalu ketika penyanyi dangdut Julia Perez meninggal dunia. Penyakit yang sudah lama ada ini memang disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu menikah muda.

Ketika seorang wanita hamil di usia muda di mana rahimnya belum kuat, maka dia akan berpotensi mengalami kanker serviks. Bahkan anak, ada kasus di mana sang bayi nggak bisa dilahirkan karena fisik sang ibu belum mampu dan hal tersebut tentu mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Selain itu, bicara tentang pernikahan muda dan risikonya terhadap kesehatan, pihak wanita lah yang paling merasakan kerugiannya.

4. Harus Terima Kekurangan Pasangan

Menurut pendiri komunitas Cewe Quat, Bunga Mega, pernikahan itu layaknya masa yang perlu kita bayar dan harganya mahal. Maksudnya, jika kamu nggak memahami pola pikir pasangan / nggak punya rencana setelah menikah, maka setelah menikah kamu dan pasangan akan kebingungan sendiri.

Penting banget bagi kalian untuk berdiskusi tentang kapan punya anak, berapa jumlahnya, harus punya rekening bersama atau nggak, apakah kamu masih bisa bekerja atau nggak, dan sebagainya. Nggak hanya itu, Ajeng Raviando sebagai psikolog juga menambahkan, “Nikahilah pasangan karena kekurangannya. Jangan menikah dengan alasan karena dia baik.

Semua kebaikan itu hanyalah bonus karena di masa depan kita akan berhadapan dengan kekurangannya setiap hari, bukan kelebihannya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *