ADUQ BANDAR POKER BANDAR66 BANDARQ BERITA UNIK BERITA VIRAL CAPSA SUSUN DOMINOQQ POKER SAKONG TIPS & TRICK

5 Tanda Seorang Echoist, Kebalikan dari Kepribadian Narsistik

5 Tanda Seorang Echoist, Kebalikan dari Kepribadian Narsistik

PINOPOKER Lounge – 5 Tanda Seorang, Belakangan ini, pembahasan mengenai seseorang dengan kepribadian narsistik semakin ramai diperbincangkan. Kecenderungan sikap mereka yang manipulatif dan toxic itulah yang membuat media sosial begitu diramaikan dengan pembahasan seputar narsisme. Tapi, belum banyak yang membahas seputar kepribadian yang berbanding terbalik dari narsisme, yaitu echoisme.

Takut akan sorotan

Berbeda dengan seorang narsistik yang sangat membutuhkan dan menyukai sorotan, seorang echoist nyatanya sangat takut untuk menjadi pusat perhatian orang lain. Yup, hal ini berakar dari kewaspadaan seorang echoist agar orang lain tidak menganggapnya sebagai seorang yang narsistik.

Di samping itu, jika orang-orang narsistik sangat menggebu-gebu untuk menunjukkan pencapaian yang mereka miliki, para echoist malah menganggap bahwa mengakui prestasi atau bahkan kebutuhan yang mereka miliki akan membuat mereka merasa egois, tidak pantas, hingga bersalah.

Kerap mendahulukan kebutuhan orang lain

Kita tahu bahwa setiap orang punya hak yang sama untuk menyampaikan kebutuhan serta keinginannya masing-masing. Kita pun nggak perlu merasa bersalah karenanya, apalagi menjelaskan secara mendetail mengapa kita memiliki kebutuhan tersebut.

Namun, para echoist melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Apa pun kebutuhan dan keinginan yang mereka miliki, para echoist merasa perlu untuk menjelaskan mengapa mereka memiliki kebutuhan atau keinginan tersebut kepada orang lain.

Punya batasan yang longgar

Memiliki batasan yang sehat adalah kunci supaya kebutuhan kita bisa senantiasa terpenuhi dan agar orang lain tidak bisa bertindak semena-mena terhadap kita. Kendati demikian, para echoist merasa kesulitan untuk memiliki batasan atau mempunyai batasan yang longgar.

Sering kali para echoist juga merasa nggak pantas untuk punya batasan personal yang sehat. Mereka pun kerap mempertanyakan apakah mereka sebenarnya layak untuk memiliki batasan atau tidak.

Sengaja untuk tidak menonjolkan diri

Apabila seorang narsistik dikenal dengan sikap arogannya dan ingin menonjolkan diri, berbanding terbalik dengan para echoist yang berusaha untuk menunjukkan betapa tidak sombongnya mereka. Meskipun terlihat baik, tapi sikap ini malah sering kali merugikan mereka.

Contohnya, ketika ada seseorang yang memberikan pujian kepada para echoist, daripada menerima dan berterimakasih atas pujian tersebut, mereka malah mengecilkan diri dengan ucapan seperti, “Kamu terlalu berlebihan” atau “Biasa saja, kok.”

Enggan meminta bantuan

Tanda lainnya dari seorang echoist adalah berusaha untuk tidak pernah meminta bantuan kepada orang lain.

Sebagai manusia, sudah sewajarnya apabila kita kerap kali membutuhkan bantuan dari orang lain. Tetapi, para echoist tidak sependapat dengan hal tersebut.

Daripada meminta bantuan orang lain, mereka malah berusaha untuk menyelesaikan masalah orang lain. Ini sebenarnya merupakan strategi bawah sadar mereka untuk mencegah penolakan sembari mengalihkan perhatian dari tuntutan dan kekhawatiran yang mereka miliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *