Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani
Uncategorized

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

PINOPOKER LOUNGE – Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahasa sansekerta

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahsa sansekerta adalah bahasa lingua franca India kuno di abad pertengahan yakni sekitar 3.500 tahun lalu dan catatan tertulis hingga kumpulan himne Sansekerta Veda dapat ditemukan di Rgveda.

Bahaasa ini terus digunakan sebagai bahasa upacara dan ritual dalam agama Hindu dan Budha.

Bahasa Yunani

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahasa Yunani pertama kali dibuktikan pada 1450 SM sekitar 3.400 tahun silam. Ditemukan di Yunani, Italia Selatan hingga kini jumlah pembicara yang menggunakan bahasa Yunani diperkirakan sebanyak 13 juta.

Bahasa Yunani juga merupakan bahasa yang menyusun banyak karya fundamental dalam bidang astronomi, matematika, logika, dan filsafat seperti dialog Platonis dan karya Aristoteles.

Bahasa Cina

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahasaa Cina Kuno adalah tahap bahasa Cina tertua yang terbukti dan nenek moyang dari semua jenis bahasa Cina modern. Contoh paling awal dari bahasa Cina adalah prasasti ramalan pada tulang oracle dari sekitar 1250 SM, selama akhir dinasti Shang.

Baahasa Cina Kuno pertama kali dibuktikan pada 1250 SM yaitu sekitar 3200 tahun lalu. Saat ini diperkirakan sebanyak 1,3 miliar masih menggunakan bahasa Cina.

Bahasa Tamil

Bahasa Pertama di Dunia, dari Sansekerta hingga Yunani

Bahasa Tamil merupakan bahasa non-Sanskerta tertua di India sejak 300 SM silam, yang ditemukan di gua hingga tembikar.

Tulisan Tamil paling awal dibuktikan dalam prasasti dan pecahan tembikar dari abad ke-5 SM. Namun, dengan ditemukannya Tolkāppiyam yakni teks tata bahasa Tamil paling kuno dan karya sastra Tamil tertua yang masih ada, para ahli mulai memperdebatkan usia sebenarnya dari bahasa Tamil.

Sayangnya, saat ini tidak ada bukti arkeologis yang mendukung klaim ini, sehingga para ahli tetap berpegang pada temuan asli.

BACA JUGA : Makanan Untuk Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *