ADUQ BANDAR POKER BANDAR66 BANDARQ BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL CAPSA SUSUN DOMINOQQ INFO KEMENANGAN POKER SAKONG TIPS & TRICK

Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah capture-20231207-224822-3a2c45a5e6c0870d54f79516592c0b15-2e99c61de3cba7cbc038648deb9e9c37-1024x684.png
Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya

Pino Poker Lounge Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya. Masalah tidur pada toddler seringkali menjadi tantangan bagi para orangtua, mengingat pentingnya istirahat yang cukup dalam perkembangan anak-anak pada usia ini. Banyak orangtua mengalami kesulitan ketika si kecil sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau mengalami kesulitan untuk tidur sendiri.

Sebagai orangtua, memahami penyebab dari masalah tidur ini dapat menjadi langkah awal untuk menemukan solusi yang efektif. Di lansir Parents, pahami beberapa masalah tidur pada toddler, beserta cara mengatasinya melalui artikel di bawah ini!

Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya : Anak mengalami tantrum saat tidur

Tantrum saat tidur adalah masalah umum yang terjadi pada balita. Balita sering mengalami tantrum saat tidur karena mereka menginginkan lebih banyak waktu bersenang-senang dan bermain, dan merasa kecewa ketika kesenangan tersebut tiba-tiba berakhir.

Kelelahan juga menjadi penyebab tantrum saat tidur. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) bahwa balita usia 1-2 tahun seharusnya mendapatkan 11-14 jam tidur per hari, termasuk tidur siang. Jika balita menolak tidur, penting untuk memastikan total jam tidurnya sesuai dengan pedoman tersebut.

Solusinya, penting untuk menetapkan waktu tidur yang tetap dan menjalani rutinitas setiap malam. Ingatkan anak tentang langkah-langkah atau rutinitas tidur yang akan di lakukan seperti mengatakan, “Setelah mandi, kita akan menggosok gigi, membaca buku, dan kemudian tidur.”

Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas tidur malam yang teratur berkaitan dengan peningkatan kualitas tidur pada anak-anak kecil. Semakin konsisten serta semakin awal di mulai rutinitas tersebut, semakin baik hasilnya.

“Hindari memberikan waktu tambahan bagi anak, bahkan jika mereka terlihat sangat aktif dan terjaga,” jelas Jodi Mindell, PhD, di rektur asosiasi Sleep Center di The Children’s Hospital of Philadelphia, di lansir Parents.

Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya : Anak tidak betah di tempat tidur

Masalah tidur pada toddler, seperti keluar dari tempat tidur pada malam hari berpotensi menimbulkan kekhawatiran akan keamanan. Penyebabnya dapat bervariasi, bisa karena enggan tidur, mengalami kecemasan, atau sedang menjelajahi keterampilan baru seperti naik turun dari tempat tidur. Transisi dari ranjang bayi ke tempat tidur anak-anak besar juga bisa menjadi pemicu anak tidak betah di tempat tidur.

Solusinya, orangtua perlu menetapkan rutinitas tidur yang baik dengan memberikan waktu tenang selama setidaknya satu jam sebelum tidur. Hal ini termasuk aktivitas seperti membaca, berpelukan, mandi, mendengarkan lagu pengantar tidur, dan menggunakan aplikasi meditasi khusus anak-anak.

Periksa juga kenyamanan tempat tidur anak, dan pertimbangkan untuk menunda transisi dari ranjang bayi ke tempat tidur toddler hingga anak berusia sekitar 3 tahun. Greg Hanley, PhD, profesor di bidang psikiatri di University of Massachusetts Medical School memberikan saran, jika anak masih sulit di tempat tidur, penerapan “kartu waktu tidur” bisa membantu, di mana anak di izinkan meninggalkan kamar hanya sekali sehari untuk meminta kebutuhan tertentu.

Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya : Anak memerlukan waktu lama untuk tidur

Kesulitan anak untuk segera tertidur di malam hari, juga bisa menjadi tantangan bagi orangtua. Faktor-faktor seperti kurangnya rutinitas tidur yang konsisten atau tidur siang terlambat bisa menjadi penyebabnya. Selain itu, seiring berjalannya waktu, frekuensi tidur siang anak-anak menjadi berkurang, mengubah pola tidur mereka menjadi hanya pada malam hari.

Tidur siang anak yang berkepanjangan dan tidur siang di waktu yang terlambat dapat mengakibatkan tidur malam yang lebih singkat dan memperpanjang waktu anak untuk tertidur. Untuk mengatasi masalah ini, orangtua di sarankan agar menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, memastikan waktu tidur siang yang cukup, dan memberikan lingkungan tidur yang nyaman bagi toddler.

Masalah Tidur pada Toddler dan Cara Mengatasinya : Anak mengalami ketakutan berlebihan atau sering bermimpi buruk

Masalah tidur pada toddler lainnya adalah ketakutan berlebihan atau sering mengalami mimpi buruk. Tentu saja hal ini dapat menjadi pengalaman yang juga menakutkan bagi orangtua. Tahap perkembangan normal ini terjadi karena imajinasi anak sedang berkembang, dan mereka mungkin menciptakan wajah-wajah atau monster dalam kegelapan.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak yang mengalami mimpi buruk mungkin terbangun ketakutan dan kesulitan untuk kembali tidur. Sementara itu, ketakutan ini memiliki gejala intens seperti tangisan tidak terkendali, berkeringat, gemetar, dan lainnya.

Solusinya, hindari untuk mengatakan kepada anak bahwa ketakutan tersebut tidak nyata. Linda Blair, seorang psikolog dan penulis buku ‘The Happy Child’, di lansir Parents, menyarankan untuk memberi tahu anak bahwa mimpi buruk tersebut sudah berlalu. Katakan pula pada anak bahwa tidak perlu khawatir, tanpa penjelasan panjang atau mengalihkan perhatian. Cukup menenangkan, memberi jaminan, dan setelah anak rileks, sampaikan ucapan selamat malam.
Mimpi buruk adalah hal umum selama masa anak-anak. Jika anak rentan terhadap ketakutan ini, hindari buku atau film dengan tema menakutkan menjelang waktu tidur, dan buat rutinitas tidur mereka seceria mungkin, kata Linda Blair.

Baca Juga: 5 Tantangan Parenting di Era Modern, Orangtua Muda Wajib Paham

Anak tiba-tiba terbangun di tengah malam

Tiba-tiba terbangun di tengah malam juga menjadi masalah umum yang terjadi pada toddler. Menurut Penn Medicine, penyebabnya bisa jadi adalah regresi tidur. Regresi tidur terjadi ketika anak yang sebelumnya tidur nyenyak kembali ke kebiasaan tidur buruk, seperti terbangun di malam hari. Regresi ini umumnya terjadi antara usia 12 hingga 18 bulan dan seringkali terkait dengan perubahan perkembangan signifikan.

“Perubahan tidur ini sepenuhnya normal dan merupakan bagian yang di harapkan dari perkembangan, jadi ini lebih merupakan maturasi atau evolusi tidur daripada regresi,” kata Phil Boucher, seorang dokter spesialis anak di Lincoln, di lansir Today’s Parent.

Untuk mengatasi masalah tidur pada toddler terkait dengan terbangun di tengah malam, perlu di terapkan solusi yang bijaksana. Hindari tindakan seperti mengangkat anak, menyanyikan lagu, atau menawarkan membaca buku, karena hal tersebut dapat merangsang anak.

Sebaliknya, gunakan kata-kata seperti “Semuanya baik-baik saja, sayang,” dan tinggalkan ruangan dengan cepat. Atau, jika lebih suka untuk menenangkan anak, pertahankan pencahayaan rendah dan minimalisir bicara serta suara. Alternatif lainnya, orangtua dapat menggunakan benda kesayangan, seperti selimut atau boneka, untuk menenangkan diri anak.

Di lansir Parents, Dr. Nelly Maseda, direktur pediatri di NYC Health + Hospitals/Gotham Health, juga menyarankan agar orangtua menjelaskan pada anak bahwa mereka perlu segera kembali tidur. Pendekatan ini dapat membantu menciptakan lingkungan tidur yang tenang dan membantu anak untuk kembali tidur dengan nyenyak.

Anak menolak untuk tidur siang

Tidur siang bagi balita merupakan momen istirahat yang sangat di butuhkan oleh setiap orangtua selama hari. Hal ini juga menjadi aspek penting dalam memenuhi kebutuhan tidur balita. Oleh karena itu, ketika anak berhenti tidur siang, terutama jika terjadi terlalu dini, hal ini dapat mengganggu, baik terhadap jadwal orangtua maupun jadwal tidur anak.

Penolakan terhadap tidur siang ini umumnya muncul antara usia 12 hingga 18 bulan. Ini menjadi isyarat bahwa anak mungkin sudah siap untuk mengurangi tidur siang menjadi satu kali saja, dan ini merupakan hal yang wajar.

Solusinya, seiring bertambahnya usia anak, mereka mungkin tidak perlu tidur siang pada jadwal yang sama atau setiap hari. Sebaliknya, perhatikan tanda-tanda bahwa balita mulai merasa lelah, seperti hiperaktif, atau menggosok mata. Menjadikan waktu istirahat mereka serupa dengan waktu tidur malam dapat membantu mereka terstimulasi untuk tertidur.

Lakukan pula rutinitas seperti membacakan cerita, atau nyanyikan lagu pengantar tidur, serta menjaga kamar mereka tetap gelap. Namun, jika mereka benar-benar menolak, biarkan anak untuk bermain dengan tenang di kamarnya dan jadikan ini sebagai waktu istirahat untuk orangtua. Pendekatan ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung tidur tanpa menimbulkan tekanan yang tidak perlu pada balita.

Anak menangis saat waktu tidur

Balita menangis saat tidur bisa di sebabkan oleh penyakit, kecemasan, rasa tidak nyaman seperti terlalu panas atau dingin, lapar, haus, popok basah, atau ketakutan. Salah satu alasan yang paling umum adalah balita tidak ingin tidur sendirian.

Untuk mengatasi masalah ini, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan pendekatan dengan membantu anak belajar strategi menenangkan diri. Orangtua juga perlu mengevaluasi apakah anak lapar, kelelahan, atau sakit menjadi langkah pertama. Jika anak merasa lapar, lelah, atau sakit, berikan bantuan yang di perlukan. Namun, jika tidak ada masalah, orangtua dapat menerapkan metode menenangkan terbatas.

Rachel Waddilove, ahli perawatan bayi dan penulis, menyarankan agar orangtua memulai metode menenangkan ini dengan mengambil jeda lima menit dan secara bertahap memperpanjang waktu hingga 10 menit. Melalui cara ini, anak akan dapat menenangkan diri dan tertidur jika tidak ada masalah seperti penyakit atau popok basah.

Menghadapi masalah tidur pada toddler, penting bagi orangtua untuk memahami bahwa hal ini merupakan bagian dari perkembangan normal anak-anak. Jika sudah tahu apa saja masalah tidur pada toddler dan cara mengatasinya, perlu juga untuk bersabar dan konsisten membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat dan nyaman, sehingga semua orang mendapatkan malam yang tenang.

Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Perbedaan Gaya Parenting dengan Pasangan, Catat!

Sumber : bukasitik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *