Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh
BERITA KESEHATAN BERITA VIRAL

Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

PinoPoker Lounge – Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

Pandemik COVID-19 masih terus menjadi perhatian masyarakat dunia karena kasusnya masih terus bertambah. Berbagai penelitian pun gencar dilakukan untuk mengenal penyakit baru tersebut dan mencari “senjata ampuh” untuk menaklukkannya.

Nah, ada penelitian yang menyebutkan adanya satu fenomena efek jangka panjang infeksi yang bertahan, atau mengalami gejala lebih lama pada pasien yang telah dinyatakan sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus corona strain baru, SARS-CoV-2. Fenomena ini dinamakan “long COVID”.

Berikut ini adalah fakta-fakta seputar Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang wajib kamu tahu.

Long COVID adalah fenomena masih munculnya efek infeksi atau gejala COVID-19 berkepanjangan usai dinyatakan sembuh

Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa orang-orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 perlu mengisolasi diri hingga 10 hari lamanya. Ya, COVID-19 umumnya bisa hilang dari tubuh dalam jangka waktu tersebut dan ini sudah disebutkan di beberapa jurnal medis.

Namun, nyatanya COVID-19 tidak bisa diatasi semudah itu. Ada laporan bahwa pasien yang sudah dinyatakan sembuh masih melaporkan efek infeksi yang masih bertahan atau masih merasakan gejala penyakit yang berkepanjangan. Inilah yang disebut sebagai long COVID. BandarQ

Sebanyak 75-80 persen pasien COVID-19 mengalaminya

Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

Berbagai laporan yang masuk terkait pasien COVID-19 mengatakan, sebagian besar masih merasakan gejala COVID-19 walau sudah dinyatakan bebas dari infeksi virus.

Bahkan di media sosial seperti Twitter, banyak cuitan dari mantan pasien yang menceritakan dampaknya walaupun sudah berbulan-bulan sembuh. Aktris asal Amerika Serikat, Alyssa Milano, termasuk satu di antaranya.

Alyssa buka-bukaan tentang kondisinya usai infeksi COVID-19. Lewat sebuah video, dia menunjukkan dirinya mengalami kerontokan rambut yang parah sebagai dampak dari infeksi coronavirus.

Mengutip CBS News, dia bukan satu-satunya orang yang melaporkan rambut rontok usai terinfeksi COVID-19. Walaupun rambut rontok bukan gejala “resmi”, tetapi ada survei yang menemukan bahwa 26 persen orang dengan gejala jangka panjang COVID-19 mengalami rambut rontok.

Survei tersebut dilakukan oleh Survivor Corps, grup yang membantu penyintas COVID-19. Dalam survei tersebut, 1.500 pasien melaporkan gejala tak biasa pasca infeksi, termasuk kenaikan berat badan, telinga tersumbat, dan kerontokan rambut.

Dilansir Sky News, 81 dari 110 pasien COVID-19 yang dirawat di Southmead Hospital, Bristol, Inggris, melaporkan masih mengalami gejala sulit bernapas, nyeri otot, hingga kelelahan walau sudah dinyatakan sembuh selama 12 minggu.

Data tersebut membuat para ahli yakin jika angka kejadian fenomena long COVID ini di atas 75 persen.

Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

Data dari aplikasi COVID Symptom Study yang dibuat oleh King’s College London, Inggris, menyebut bahwa setidaknya 1 dari 20 pasien merasakan gejala berkepanjangan tersebut.

Di Italia, seperti dilansir The Independent, ada laporan 9 dari 10 pasien di Roma masih merasakan gejala yang bertahan dalam kurun waktu 60 hari pasca infeksi. Sakong

Gejala long COVID serupa dengan COVID-19, walau berbeda-beda pada tiap orang

Efek Jangka Panjang pada Pasien COVID yang Telah Sembuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *