Ini Bedanya Angin Duduk dan Serangan Jantung
BERITA KESEHATAN

Ini Bedanya Angin Duduk dan Serangan Jantung

Ini Bedanya Angin Duduk dan Serangan Jantung

PinoPoker Lounge | Banyak orang langsung merasa sangat khawatir bila dada tiba-tiba saja terasa nyeri, apalagi jika rasa nyeri tersebut terjadi di dada sebelah kiri yang merupakan tempat di mana jantung berada. Gejala nyeri dada memang paling sering menandakan penyakit jantung. Namun masalahnya, ada dua penyakit jantung yang sama-sama bisa menyebabkan nyeri dada, yaitu angin duduk dan serangan jantung.

Nah, yang manakah yang menjadi penyebab nyeri dada yang kamu alami? Biar enggak salah mendiagnosis, ketahui dulu bedanya angin duduk dan serangan jantung di sini, agar kamu juga bisa melakukan tindakan pengobatan yang tepat.

Bedanya Angin Duduk dan Serangan Jantung

Nyeri dada yang ditimbulkan oleh angin duduk dan serangan jantung disebabkan oleh dua hal yang berbeda. Pada kasus angin duduk, nyeri dada terjadi akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Kurangnya pasokan darah ini disebabkan karena adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah.

Sedangkan pada serangan jantung, pasokan darah menuju ke jantung terhambat karena pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung (pembuluh koroner) tersumbat oleh timbunan kolesterol berupa plak. Pasokan oksigen ke otot-otot jantung berkurang, sehingga terbentuklah asam laktat yang merangsang sistem syaraf di sekitar jantung. Kondisi inilah yang menyebabkan pengidap yang terkena serangan jantung merasakan nyeri di dada.

Baca juga: Kegunaan Dan Manfaat Daun Pandan Untuk Kesehatan!

Selain penyebabnya berbeda, sensasi nyeri dada yang ditimbulkan oleh angin duduk dan serangan jantung juga berbeda. Pengidap angin duduk bisa merasakan nyeri pada dada, seperti ditekan atau diremas. Bahkan, nyeri dada akibat angin duduk ini juga bisa menjalar sampai ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.

Sedangkan nyeri dada yang ditimbulkan oleh serangan jantung, seringkali ringan, bahkan gejala ini belum tentu terjadi pada semua orang. Namun, serangan jantung tidak tergantung pada keparahan sakit dada yang dirasakan.

Bila kamu masih kurang yakin dengan penyebab nyeri dada yang kamu alami, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang lebih pasti. Walaupun tidak semua nyeri dada menandakan penyakit jantung, kamu tetap dianjurkan untuk pergi memeriksakan diri ke dokter bila merasakan nyeri di dada agar lebih aman.

Baca Juga : Ini Bahaya Yang Mengintai Di Balik Cantiknya Kuku Palsu

Pengobatan Angin Duduk dan Serangan Jantung

Sebenarnya, angin duduk dengan gejala ringan sampai menengah masih bisa diatasi tanpa obat-obatan. Pengidap angin duduk yang mengalami gejala ringan hanya perlu menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memicu munculnya angin duduk serta menjalani pola hidup sehat, seperti memperbanyak mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan serat, mengurangi konsumsi makanan yang berlemak, berolahraga secara rutin dan istirahat yang cukup, hindari stres, dan berhenti merokok.

Tapi, bila gejala angin duduk cukup parah dan tidak bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup, biasanya dokter akan meresepkan beberapa macam obat untuk mengatasi gejala sekaligus mencegah angin duduk kambuh lagi. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi angin duduk, antara lain obat-obatan nitrat, obat pencegah pembekuan darah, obat pengencer darah, nicorandil, obat penghambat beta, ivabradine, dan ranolazine.

Bila gejala angin duduk sudah semakin parah dan obat-obatan tidak lagi mempan, maka tindakan operasi perlu dilakukan. Bila tidak, maka angin duduk berpotensi menyebabkan serangan jantung.

Sedangkan serangan jantung, adalah kondisi medis darurat yang perlu ditangani secepatnya. Pasalnya, serangan jantung berpotensi menyebabkan kematian mendadak hanya dalam waktu 15–30 menit saja. Untuk pertolongan pertama, pengidap bisa mengonsumsi aspirin yang dapat membantu mengencerkan darah dan mengurangi risiko serangan jantung lebih jauh. Selanjutnya, pengidap akan diberikan obat-obatan untuk melarutkan gumpalan dan prosedur operasi juga bisa dilakukan untuk mengembalikan aliran darah ke jantung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *